Sabtu, 03 September 2011

Nonton bola !


Malam penuh nyamuk ini gue di ruang tengah dengan tipi gede ditemani kipas angin berusaha memahami permainan bola Indonesia melawan onta-onta arab nan jauh disana. Tak lupa setoples kacang dan segelas fanta merah dengan 5 bongkah es didalamnya. Emang sih orang indonesia yang mini gitu mau lawan badan badan orang iran yang kayak onta abis fitnes gitu rasanya mustahil -__-

Sempet tercengang liat pemain Indonesia nomer punggung 4 pas komentator ngomong gue sempet mikir hah? Haryono? Bagaimana bisa ? buru buru lari kekamar bokap liat dia lagi meluk guling dengan iler membanjiri sekitar daerah terlarang di bantalnya dengan suara nyanyian khas orang tidur yang merdu itu *baca : NGOROK !!  dan gue mulai khawatir iler itu memiliki tingkat toksinitas yang tinggi dan menyebabkan mutasi genetik pada makhluk hidup dan membuat manusia jadi zombie-zombie tak tertandingi diseluruh belahan dunia *oke gue lebay

Balik ke topik, kalo emang bener bokap gue itu yang main pasti masih pake sarung dan kaos singlet lari-lari tengah lapangan ketawa sendiri ngebayanginnya hahaha. Emang terkadang khayalan gue tingkat tinggi banget saking tingginya bikin gue dibilang gila ,autis , sedeng , bisul, kutil lho?

Sampe beberapa saat nonton bola udah mulai capek karena yaaak udah diprediksi kalaaah T.T , 3-0 cooy ya walau begitu prestasi peningkatan permainan indonesia cukup terlihat . Tetep semangat dan berjuang tim Garuda !!!

Serangan nyamuk yang semakin brutal ini membuat gue angkat bendera putih pake kolor bokap yang udah bolong untuk mundur kekamar dan tidur ...

Semoga mimpi ketemu Taeyeon ^^ , dan gak berharap mimpi perang sama nyamuk ngerebutin omas -___-



Jumat, 02 September 2011

Susunan Gen Ganja Ditemukan

Susunan Gen Ganja Ditemukan
Wikimedia Commons
 
Susunan kode genetik ganja berhasil diurutkan oleh tim peneliti dari Medicinal Genomics, suatu perusahaan farmasi yang berbasis di Belanda. Temuan ini diharapkan bisa menjadi perintis untuk penelitian efek tanaman ganja dalam pengobatan kanker.

Susunan gen tersebut sekarang tersedia masih "mentah", belum pada bentuk yang sudah dapat digunakan. Namun saat proses itu selesai, tiap gen yang aktif menyusun tanaman ini akan terurai dan dapat diisolasi. "Memahami gen-gen ini serta karakteristiknya akan memungkinkan kita mengontrol berbagai kandungan di dalam tanaman ganja," ujar Kevin McKernan dari Medicinal Genomics.

Penelitian ini diharapkan bisa jadi terobosan baru bagi dunia pengobatan, karena merintis jalan menuju penelitian efek tanaman ganja untuk pengobatan kanker serta peradangan.

Ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja digunakan sebagai sumber minyak. Tumbuhan ini sering pula disalahgunakan. (Sumber: Popsci, CBS News)

LIPI dan Koica Rintis Bioetanol Generasi Kedua


LIPI dan Koica Rintis Bioetanol Generasi Kedua

Steven Vaughn
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Korea International Cooperation Agency (Koica) tengah mengembangkan bioetanol generasi kedua. Targetnya, produksi bioetanol dengan kapasitas 10 liter per hari pada 2012.

"Pengembangan biodiesel generasi kedua berasal dari lignoselulosa yang teknologi prosesnya sangat sulit sehingga perlu mendapat perlakuan khusus," terang Peneliti Utama Bioetanol Biomassa Lignoselulosa Pusat Penelitian Kimia LIPI Yanni Sudiyani pada workshop bertajuk "Integrated Sustainable Development Technology of Bioenergy" di Jakarta, Kamis (18/8).

Saat ini teknologi pengembangan bioetanol yang menjadi campuran bahan bakar premium generasi kedua masih terbilang mahal.  "Berbeda dengan bioetanol generasi pertama yang dihasilkan dari pati, misalnya dari tanaman singkong, tebu atau jagung yang teknologi prosesnya mudah, bioetanol generasi kedua berasal dari lignoselulosa yang teknologi prosesnya sangat sulit khususnya di masa perlakuan awal atau pretreatment," kata Yanni.

Ia pun menjelaskan, lignoselulosa adalah salah satu sumber energi biomassa yang potensial, berasal limbah pertanian atau limbah industri. 

Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya kandungan oksigen yang tinggi sehingga jika dibakar sangat bersih, serta ramah lingkungan karena emisi gas karbon monoksida lebih rendah 19 hingga 25 persen dibanding BBM sehingga tidak memberikan kontribusi pada akumulasi karbon dioksida di atmosfer.

Pengamatan primata di Pusat Primata Schmutzer

Laporan pengamatan primata di Pusat Primata Schmutzer ,
Taman Margasatwa Ragunan
Hylobates agilis

Deskripsi
v  Klasifikasi :
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                    : Primates
 Superfamily       : Hominoidea
Family                   : Hylobatidae
Genus                   : Hylobates
Species                 : Hylobates agilis

v  Nama lain :
Wau-wau (Kalimantan), atau ungko atau ungko tangan hitam ( Sumatra ) , Kelawat ( bagian selatan Sumatra ) , black-handed gibbon
v  Morfologi :
Ungko ditutupi rambut berwarna abu – abu , kecoklatan, hingga hitam. Rambut yang tumbuh pada lengan berwarna hitam. Pada owa jantan rambut yang tumbuh disekitar muka atau pipi serta alis berwarna putih, sedangkan pada betina dewasa hanya bagian alis yang berwarna putih. Berat badan ungko dewasa antara 5-7 kg dan panjang tubuhnya berkisar antara 450 – 500 mm.
v  Habitat :
Ungko hidup di hutan primer dataran rendah dan hutan rawa. Selain itu mereka juga sering ditemukan di daerah batas antara hutan rawa dan tanah kering. Apabila ungko bersuara, oleh masyarakat  Kalimantan Tengah hal itu dijadikan pertanda bahwa tidak jauh dari mereka terdapat dataran atau rawa.
v  Makanan :
Pakan ungko terdiri dari buah, daun , bunga dan beberapa jenis serangga kecil. Umumnya mereka makan sambil bergantungan pada dahan dan memetik satu persatu buah , biji , bunga atau daun muda . Kadang – kadang juga menarik ranting yang ada pakannya. Primata ini dalam hidupnya mengkonsumsi buah 58 % , daun 39 %, bunga 3 % , dan sisanya 1 % yaitu berbagai jenis serangga.
v  Aktivitas Harian :
Ungko berpindah dengan cara bergelantungan atau berayun dari dahan satu kedahan lainnya. Mereka juga dapat berjalan menggunakan kedua kakinya (bipedal). Daerah jelajah mereka berkisar antara 25 – 30 ha yang juga merupakan luas daerah teritorinya. Sedangkan jelajah hariannya berkisar 1000 meter – 1500 meter.
Ungko aktif pada pagi dan sore hari ( diurnal ). Siang hari digunakan untuk istirahat pada percabangan yang besar. Pada malam hari mereka tidur pada percabangan phon dengan bagian perut (ventral) bersandar pada batang sedangkan kaki menggantung. Induk betina tidur dengan sisi kanan atau kiri tubuh bersandar pada batang , sehingga anak dapat memeluk tubuhnya.
v  Status konservasi :
Penyusutan habitat akbiat pembukaan hutan untuk lahan pertanian, perkebunan atau pembalakan menyebabkan penurunan populasi satwa ini di alam. Menurut IUCN , ungko dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah ( endangered ). Satwa ini telah kehilangan sekitar 66% habitatnya yang semula cukup luas yaitu sekitar 500.000 km2 menjadi sekitar hanya 170.000 km2 saja . Diperkirakan pada tahun 1986 populasi yang ada di alam hanya 30.000 ekor . Saat ini ungko hanya hidup didaerah konservasi di Kalimantan dan Sumatra .

Hasil pengamatan
v  Komposisi
Di dalam kandang terdapat 2 adult female yang memiliki warna rambut yang berbeda.

v  Tabel pengamatan
No
Perilaku
individu 1
Perilaku
Individu 2
Waktu
1
Duduk
Duduk
10.30
2
Makan
Duduk
10.31
3
Berayun
Memanjat
10.32
4
Duduk
Duduk
10.33
5
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
10.34
6
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
10.35
7
Gelantungan
Duduk
10.36
8
Gelantungan
Duduk
10.37
9
Gelantungan
Duduk
10.38
10
Berjalan (bipedal)
Berayun
10.39
11
Duduk
Berayun
10.40
12
-
-
10.41
13
-
-
10.42
14
-
-
10.43
15
-
-
10.44
16
Grooming
Grooming
10.45
17
-
-
10.46
18
Berayun
Tiduran
10.47
19
Grooming
Grooming
10.48
20
Grooming
Grooming
10.49
21
Duduk
Tiduran
10.50
22
-
-
10.51
23
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
-
10.52
24
Duduk
-
10.53
25
Berayun
Makan
10.54
26
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
10.55
27
Bersuara
Bersuara
10.56
28
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Berayun
10.57
29
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
10.58
30
Bersuara
Makan
10.59
31
Bersuara
Makan
11.00
32
Duduk
Duduk
11.01
33
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
11.02
34
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Bersuara
11.03
35
Duduk
berayun
11.04
36
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
11.05
37
Bersuara
Bersuara
11.06
38
Bersuara
Duduk
11.07
39
Bersuara
Bersuara
11.08
40
Duduk
Duduk
11.09
41
Duduk
Bersuara
11.10
42
Duduk
Bersuara
11.11
43
Duduk
Berayun
11.12
44
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Berayun
11.13
45
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Duduk
11.14
46
Bersuara
Bersuara
11.15
47
Bergelantungan dan menggoyangkan badan *mencari perhatian pengunjung
Bersuara
11.16
48
Duduk
-
11.17
49
Bersuara
-
11.18
50
Berayun
Duduk
11.19
51
Duduk
Duduk
11.20
52
Bersuara
Duduk
11.21
53
Bersuara
Duduk
11.22
54
Duduk
Berayun
11.23
55
Bersuara
Bersuara
11.24
56
Bersuara
Bersuara
11.25
57
Duduk
Duduk
11.26
58
Bersuara
Bersuara
11.27
59
Berayun
Duduk
11.28
60
Bersuara
Bersuara
11.29
61
Duduk
Duduk
11.30

Keterangan : Tanda (-) menunjukkan bahwa objek tidak dapat diamati karena berada diluar jangkauan pengamatan pengamat.
Metode
v  Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini di lakukan pada tanggal 7 Agustus 2011, bertempat di Pusat Primata Schmutzer (PPS) ,  Kebun Binatang Ragunan. Pengambilan data di lakukan pada pukul 10:00 – 11:00 WIB.

v Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah scan sampling. Scan sampling dilakukan dengan mengikuti setiap individu dalam suatu kelompok atau pasangan pada setiap interval waktu tertentu. Hasilnya akan diperoleh suatu frekuensi perilaku dari jantan atau betina, atau juga frekuensi perilaku dari dua spesies yang masih berdekatan. Dalam kandang terdapat 2 individu betina pengamat mengamati setiap perilaku dalam interval waktu 1 menit selama 1 jam .
Pembahasan
Pusat Primata Schmutzer merupakan pusat primata terbesar di dunia, di sini terdapat kurang ebih 23 jenis primata salah satunya Hylobates agilis (ungko) . Di sini terdapat 2 individu dalam satu kandang dengan komposisi :  2 adult female .
Hylobates agilis disebut juga black-handed gibbon karena dilihat dari morfologinya , jenis owa ini memiliki lengan hitam tidak hanya lengannya semua bagian yang tidak tertutupi rammbut dari jenis primata ini memiliki kulit hitam . Kandang Hylobates agilis yang terdapat di Pusat Primata Schmutzer terbuat dari kawat seluruhnya, di dalamnya terdapat 2 pohon buatan yang bercabang – cabang , selain itu di dalamnya juga terdapat tali yang berfungsi sebagai tempat untuk ungko bermain (bergelantungan). Di dalam kandang terdapat tempat khusus untuk menaruh makanan dan letaknya di dalam, jadi saat ungko makan mereka masuk tempat tersebut dan kadang luput dari pengamatan pengamat . Pengamat membedakan 1 individu dengan individu lain dari warna rambut , individu 1 yang merupakan adult female memiliki warna rambut hitam dan individu 2 yang merupakan adult female juga, memiliki rambut berwarna kecoklatan. Selama pengamatan berlangsung aktivitas yang sering dilakukan inndividu 1 adalah tiduran , duduk, grooming dan bersuara sedangkan individu 2 nya adalah duduk, tiduran, grooming , makan, dan bersuara .
 Selama pengamatan Hylobates agilis sering berpindah tempat dengan bergelantungan dan berayun terkadang saat mereka berada di bawah ( terestrial ) , mereka berjalan menggunakan dua kaki ( bipedal ) di mana hal tersebut sesuai dengan pernyataan dalam buku panduan lapangan primata, yaitu : Ungko berpindah dengan cara bergelantungan atau berayun dari dahan satu kedahan lainnya. Mereka juga dapat berjalan menggunakan kedua kakinya (bipedal).
Ada beberapa perilaku menarik yang ditunjukkan oleh ungko di Pusat Primata Schmutzer . Individu 1 yaitu ungko yang memiliki warna rambut hitam sama sekali tidak takut dengan pengunjung yang mendekati kandang justru dia menghampiri pengunjung yang datang. Ungko ini berpegangan pada kawat kandang dan menggoyangkan badannya kekanan – dan kekiri menarik perhatian pengunjung Pusat Primata Schumutzer sambil bersuara. Aktivitas ini sering sekali dilakukan oleh individu 1 tetapi tidak untuk individu 2 yang memiliki rambut kecoklatan , ungko yang coklat lebih pemalu dia lebih sering berada diatas pohon dan hanya duduk.
Sekitar pukul 11.00 mulai terdengar suara owa jawa yang terus bersautan di susul suara siamang yang makin menambah kebisingan di area sekitar kandang. Ungko pun ikut bersautan dan mulai bersuara. Ada hal menarik lainnya saat ungko bersuara, individu 2 (ungko rambut coklat ) lebih aktif bersuara dan memiliki nada yang teratur dengan suara melengking tinggi di akhir. Ketika mengeluarkan suara melengking tersebut ungko yang satu ini malah menabrakkan dirinya kekandang dan berteriak sambil terus berayun kesana kemari . Suara yang melengking tinggi tersebut merupakan ciri khas dari Hylobates agilis betina . Anehnya individu 1 yang juga ungko betina tidak mengeluarkan suara melengking seperti itu hanya suara-suara kecil tidak beraturan. Mereka mengeluarkan suara saling bersahutan satu sama lain.

Daftar pustaka
IUCN (2011):  IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.. Diunduh dari http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/search pada tanggal 14 Agustus 2011. Pukul 16.30
Supriatna, Jatna, Edy Hendras.2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Garam untuk Melehkan Es dapat Mengubah Kelamin Katak

Tahukah kalian mengapa es dapat mencair apabila ditambahkan garam? Penggunaan garam sebagai pelarut es sudah banyak digunakan di jalan-jal...