Senin, 08 Juni 2015

Identifikasi dasar ular (Ophidia)



                Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satunya dari kelompok Herpetofauna. Herpetofauna berasal dari kata “herpeton” yang artinya melata, berarti herpetofauna hewan melata yang termasuk dalam herpetofuana adalah reptil. Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas mengenai salah satu reptil dari family squamata yakni serpentes (ular). Spesies ular di dunia sekarang sudah mencapai lebih dari 2900 spesies dan tersebar diseluruh belahan dunia. Saat ini banyak orang identifikasi ular hanya berdasarkan corak dan warna saja sesungguhnya hal tersebut bukan kunci identifikasi utama dalam identifikasi ular. Sisik merupakan ciri morfologi yang harus diperhatikan pertama karena tiap spesies memiliki ciri khusus pada sisiknya.
                Karakteristik khas yang dimiliki ular dan semua anggota ordo squamata yaitu terdapat sisik yang menutupi seluruh bagian tubuh. Sisik bervariasi berdasarkan bentuk dan ukuran, berfungsi sebagai pelindung tubuh dan menjaga hilang air (Kent,1983). Berdasarkan letaknya sisik ular memiliki sistem tata nama khusus. Tata nama ini sangat penting dalam taksonomi ular, karena setiap spesies ular memiliki jumlah bentuk dan susunan sisik yang berbeda. Tata nama sisik yang paling bervariasi terdapat pada bagian kepala  

Menghitung sisik kepala
Sisik kepala samping (colubridae, Coleognathus flavolineatus)
Sisik kepala atas (colubridae, Coleognathus flavolineatus)
Menurut Dowling (1951), terdapat beberapa karakter sisik yang sering digunakan dalam menganalisis kekerabatan ular dan masing masing memiliki metode khusus dalam mencatatnya. Dalam sistematika ular ada beberapa karakteristik sisik yang sering digunakan (Schultz, 1996) yaitu :
a.            Jumlah sisik ventral
b.            Jumlah sisik subcaudal
c.             Jumlah sisik postocular
d.            Jumlah sisik infralabial
e.            Jumlah sisik supralabial
f.             Jumlah sisik temporal posterior
g.            Jumlah sisik dorsal
h.            Jumlah sisik loreal
i.              Jumlah sisik anal
Menghitung sisik badan.
Ada berbagai cara menghitung sisik badan ada bagian dorsal ada bagian ventral. Menghitung sisik dorsal yang pertama kita membagi 3 bagian tubuh ular D1, D2, dan D3
D1 adalah 10 cm dari kepala, D2 adalah sisik dorsal yang berada  ditengah penentuannya dengan menghitung dahulu jumlah sisik ventral kemudian bagi 2 jumlahnya nah disitu letak penentuan D2. Kemudian D3 merupakan 10 cm dari sisik anal .



 


Cara menghitung sisik dorsal

Menghitung sisik ventral dimulai dari sisik terbesar di ventral bagian bawah kepala hingga batas anal.
cara menghitung sisik ventral



 

Dua tipe sisik ekor pada ular

Setelah ini di cocokkan dengan buku identifikasi ular buku tweedie sudah cukup untuk belajar identifiasi ular. Ini merupakan cara dasar dalam identifikasi ular, semoga bermanfaat, salam lestari salam konservasi ! 

Daftar Pustaka

Dowling, H. G. (1951). A proposed standard system of counting ventrals in snakes. Brit. J. Herpetol., 1(5): 97-99 hlm
Kent, C. C. (1983). Comparative anatomy of the vertebrates, St. Louis: CV Mosby.
Schultz, K. (1996). A Monograph of the Colubrid Snakes of the Genus Elaphe Fitzinger. Koeltz Scientific Books:1-439 hlm.  
Tweedie, M. W. F. (1983). The snakes of Malaya. Singapore National Printers, Singapore. 1-167 hlm
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garam untuk Melehkan Es dapat Mengubah Kelamin Katak

Tahukah kalian mengapa es dapat mencair apabila ditambahkan garam? Penggunaan garam sebagai pelarut es sudah banyak digunakan di jalan-jal...