Indonesia
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satunya dari kelompok
Herpetofauna. Herpetofauna berasal dari kata “herpeton” yang artinya melata,
berarti herpetofauna hewan melata yang termasuk dalam herpetofuana adalah reptil.
Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas mengenai salah satu reptil
dari family squamata yakni serpentes (ular). Spesies ular di dunia sekarang
sudah mencapai lebih dari 2900 spesies dan tersebar diseluruh belahan dunia. Saat
ini banyak orang identifikasi ular hanya berdasarkan corak dan warna saja
sesungguhnya hal tersebut bukan kunci identifikasi utama dalam identifikasi
ular. Sisik merupakan ciri morfologi yang harus diperhatikan pertama karena
tiap spesies memiliki ciri khusus pada sisiknya.
Karakteristik
khas yang dimiliki ular dan semua anggota ordo squamata yaitu terdapat sisik
yang menutupi seluruh bagian tubuh. Sisik bervariasi berdasarkan bentuk dan
ukuran, berfungsi sebagai pelindung tubuh dan menjaga hilang air (Kent,1983).
Berdasarkan letaknya sisik ular memiliki sistem tata nama khusus. Tata nama ini
sangat penting dalam taksonomi ular, karena setiap spesies ular memiliki jumlah
bentuk dan susunan sisik yang berbeda. Tata nama sisik yang paling bervariasi
terdapat pada bagian kepala
Menghitung sisik kepala
Sisik kepala samping (colubridae, Coleognathus flavolineatus)
Sisik kepala atas (colubridae, Coleognathus flavolineatus)
Menurut Dowling (1951), terdapat beberapa karakter sisik
yang sering digunakan dalam menganalisis kekerabatan ular dan masing masing
memiliki metode khusus dalam mencatatnya. Dalam sistematika ular ada beberapa
karakteristik sisik yang sering digunakan (Schultz, 1996) yaitu :
a. Jumlah
sisik ventral
b. Jumlah
sisik subcaudal
c. Jumlah
sisik postocular
d. Jumlah
sisik infralabial
e. Jumlah
sisik supralabial
f. Jumlah
sisik temporal posterior
g. Jumlah
sisik dorsal
h. Jumlah
sisik loreal
i. Jumlah
sisik anal
Menghitung sisik badan.
Ada berbagai cara menghitung sisik badan ada bagian dorsal
ada bagian ventral. Menghitung sisik dorsal yang pertama kita membagi 3 bagian
tubuh ular D1, D2, dan D3
D1 adalah 10 cm dari kepala, D2 adalah sisik dorsal yang
berada ditengah penentuannya dengan menghitung
dahulu jumlah sisik ventral kemudian bagi 2 jumlahnya nah disitu letak
penentuan D2. Kemudian D3 merupakan 10 cm dari sisik anal .
Cara menghitung sisik dorsal
Menghitung sisik ventral dimulai dari sisik terbesar di ventral bagian bawah kepala hingga batas anal.
cara menghitung sisik ventral
Dua
tipe sisik ekor pada ular
Setelah ini di cocokkan dengan buku identifikasi ular buku tweedie sudah cukup untuk belajar identifiasi ular. Ini merupakan cara dasar dalam identifikasi ular, semoga bermanfaat, salam lestari salam konservasi !
Daftar Pustaka
Dowling, H. G. (1951). A proposed
standard system of counting ventrals in snakes. Brit. J. Herpetol., 1(5): 97-99
hlm
Kent, C. C. (1983). Comparative anatomy of the vertebrates, St. Louis: CV Mosby.
Schultz, K. (1996). A Monograph of the Colubrid Snakes of the Genus Elaphe Fitzinger.
Koeltz Scientific Books:1-439 hlm.
Tweedie, M. W. F. (1983). The snakes of Malaya. Singapore National
Printers, Singapore. 1-167 hlm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar